Kasus Pembunuhan Iwan Boedi, Deputi V KSP Sebut Polda Jateng Belum Beri Laporan
Selain mengambil nyawa seseorang secara paksa, pembunuhan juga bisa memberikan trauma bagi keluarga yang ditinggalkan.
Tentu masyarakat pun mendukung jika pelaku mendapatkan hukuman mati.
Kasus Pembunuhan Mayat Wanita dalam Koper di Pangkep, Polisi Curigai Terduga Pelaku
Jack The Ripper diduga jadi aktor utama kasus yang menghilangkan lima orang nyawa di Negeri Tiga Singa tersebut.
Tak hanya sekedar membunuh, Jack The Ripper juga mengambil organ dalam setiap orang yang dibunuh.
Kasus Pembunuhan Kim Dae-du
Kasus pembunuhan berantai Kim Dae-du sempat membuat masyarakat Korea Selatan gempar. Tragedi berdarah yang terjadi pada 1975 itu setidaknya menewaskan 17 orang.
Tak sekedar membunuh, Kim Dae-du juga memutilasi para korban. Ia hanya membutuhkan 55 hari untuk melakukan aksi kejinya itu.
Hingga pada akhirnya, pria kelahiran 1950 itu mengakui perbuatannya dan dijatuhi hukuman mati pada 1976.
Diduga Kim mengalami gangguan mental yang membuatnya tega untuk memutilasi banyak orang dan merampok. Menariknya, ia hanya mengambil uang USD 50.
Pembunuhan Berantai Jack The Ripper
Kasus pembunuhan paling mengerikan pernah terjadi di Whitechapel, London, Inggris pada rentang waktu 1888-1891.
Praktik Pembunuhan Dr. Death
Masih dari tanah Inggris, di tahun 1970-an masyarakat dunia dikejutkan dengan kasus pembunuhan tersadis yang melibatkan seorang dokter bernama Harold Shipman.
Sang dokter membuka praktek medisnya di Yorkshire.
Harold terbukti melakukan pembunuhan kepada setidaknya 215 pasien, Rata-rata korbannya adalah orang tua, wanita, dan pasien dengan kondisi kesehatan yang mulai membaik.
Dokter Harold memberikan obat morfin dengan dosis berlebih kepada pasiennya. Setelah pasiennya tewas, dokter kelahiran Nottingham itu mendiagnosis kematian dengan asal-asalan.
Karena aksi kejinya itu, Harold divonis penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
Namun pada tahun 2004, sang dokter psikopat yang dijuluki Dr. Death itu ditemukan tewas bunuh diri di penjara Wakefield.
Dukun Pembunuh Ahmad Suradji
Kasus pembunuhan berantai pernah terjadi di Indonesia tepatnya pada tahun 1980-an. Ahmad Suradji atau lebih dikenal dengan nama Datuk Maringgih jadi aktor pembunuhan berantai yang menewaskan 42 wanita pada kurun waktu 1986 hingga 1997.
Metode pembunuhan yang dilakukan Ahmad selalu sama yakni menarik korban ke ladang tebu dan dihabisi.
Sebelum itu, ia mengiming-imingi calon korban dengan kekayaan ataupun kecantikan dan melakukan berbagai ritual.
Aksi busuknya tercium saat polisi menemukan sebuah kuburan massal di ladang Ahmad pada tahun 1977.
Pada akhirnya, sang pelaku utama pembunuhan berantai itu dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi regu tembak pada 2008.
Kasus Pembunuhan Paling Mengerikan di Dunia
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai peristiwa pembunuhan di Indonesia memiliki banyak motif dan modus yang menarik perhatian. Ada yang karena asmara, utang piutang, sakit hati, hingga dendam, dan lainnya.
Ada banyak kasus pembunuhan yang pernah menggegerkan masyarakat Indonesia. Di antaranya seorang wanita yang nekat memutilasi tetangga karena tidak terima ditagih utang, tragedi penyekapan sebelas orang di Pulomas, Jakarta Timur, dan lainnya. Berikut ini daftar insiden pembunuhan yang menghebohkan:
LAURENSIA FAYOLABaca juga:Siapa Pelaku dan Dalang 5 Kasus Pembunuhan yang Belum Terungkap ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Kasus kejahatan apakah yang paling mengerikan di Indonesia? Kasus pembunuhan disertai dengan mutilasi yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe. Setidaknya demikian menurut kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala.
"Kasus Babe ini layak dianggap sebagai kasus cerita kejahatan yang paling mengerikan di Indonesia, the most scariest crime story," kata Adrianus saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (1/2/2010).
"Kalau dibilang paling banyak (jumlah yang dibunuh), masih kecil dibandingkan dukun AS yang mengaku membunuh puluhan orang, tapi yang ketahuan jasadnya hanya 6," imbuh Adrianus.
Kasus ini meminta Polri untuk menjaga konsistensi dari segi sumber daya manusia (SDM). Karena menurut Adrianus, masih banyak lagi kasus serupa yang mungkin saja kembali terjadi. "Polri dituntut seberapa jauh bisa membuat suatu keajegan dari segi resources," imbuhnya.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, dalam kasus Babe, anak jalanan menjadi target utama karena memang paling mudah memperdaya mereka.
"Pada dasarnya Babe diindikasikan kelainan kejiwaan, paedofil, homoseks, mengalami kekerasan masa kecil yang dihina sebagai anak bodoh. Dia cenderung memilih anak jalanan karena memang paling mudah," papar Kak Seto.
Kak Seto menjelaskan, anak jalanan mengalami potensi kekerasan seksual yang sangat tinggi, terutama jumlahnya setiap tahun kian meningkat.
"Komnas PA mencatat di Jakarta ada 40-50 ribu dari 300 ribu anak jalanan di Indonesia. Ini terus mengalami kenaikan seiring dengan kemiskinan," tambahnya.
JAKARTA, iNews.id - Kasus pembunuhan paling mengerikan di dunia menarik untuk dibahas kali ini.
Pembunuhan merupakan salah satu kejahatan yang dianggap mengerikan bagi banyak orang.
Kasus Ryan Jombang
Masyarakat Indonesia mungkin masih ingat dengan kasus pembunuhan berantai Ryan Jombang. Tak hanya diliput oleh media nasional, kasus yang terjadi pada 2006 hingga 2008 ini juga disoroti oleh berbagai media internasional.
Very Idham Henyansyah alias Ryan mengaku telah menghabisi dan memutilasi 11 korban di Jakarta dan Jombang.
Aksi kejinya itu membuat ia divonis hukuman mati pada 6 April 2009.
Motif pembunuhan yang dilakukan Ryan disebabkan karena temannya, Heri mendekati sang kekasih.
Tak ayal, hal itu membuat pria kelahiran 1978 itu terbakar api cemburu dan menghilangkan nyawa temannya tersebut.
Demikian ulasan mengenai kasus pembunuhan paling mengerikan di dunia. Semoga bermanfaat!
Editor: Komaruddin Bagja
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Selain kasus Brigadir J, ada 12 kasus pembunuhan di tanah air yang pernah menggemparkan publik dan penuh misteri.
Saat ini, kasus pembunuhan Brigadir J tengah menyita perhatian publik.
Dari hari ke hari kasus tersebut terus berkembang.
Namun hingga kini, kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo hingga hari ini masih tetap misteri.
Baca juga: Bharada E Ungkap Diperintah Tembak Dinding, Tak Ada Baku Tembak dengan Brigadir J
Baca juga: Reaksi Bharada E Saat Atasan Memerintah: Tembak Tembak Tembak
Sebulan berlalu kasus ini masih menyedot perhatian masyarakat.
Apalagi tempat kejadian perkara (TKP) berada di rumah petinggi Polri.
Brigadir J kabarnya tewas ditembak oleh rekannya sesama polisi Bharada E dipicu dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Kemudian muncul spekulasi pelaku pembunuhan bukan hanya Bharada E.
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Selasa (9/8/2022):
Kasus pembunuhan Mirna pada Januari 2016 juga menyedot perhatian publik selama berbulan-bulan lamanya.
Mirna dibunuh oleh teman akrabnya sendiri Jessica Kumala Wongso.
Mirna meninggal setelah meminum es kopi Vietnam yang mengandung Sianida.
Kasus Mirna ini bahkan menyedot dunia hukum hingga persidangan berlangsung.
Kasus persidangan ini berlangsung cukup lama karena diwarnai oleh banyak kontroversi.
Akhirnya Majelis Hakim menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara untuk Jessica.
Kasus pembunuhan anak kecil yang sadis juga terjadi di Bali tahun 2015.
Peristiwa ini menjadi bahan pembicaraan karena sebelumnya, keluarga angkatnya memasang berita di Facebook untuk mencari Angeline yang hilang lengkap dengan fotonya.
Berita ini jelas menarik simpati banyak orang.
Belakangan baru ketahuan kalau Engeline (nama aslinya yang sering salah tulis menjadi Angeline) tinggal dalam rumah yang tidak layak huni.
Dia juga tidak mendapatkan pengasuhan yang baik dan sering mengalami penyiksaan fisik.
Akhirnya ketahuan kalau ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe dan Agus Tay Hamba May (pembantu rumah tangga) yang membunuhnya.
Jenazahnya ditemukan dalam keadan membusuk tertutup sampah di halaman belakang rumah.
Margriet divonis penjara seumur hidup karena tindakannya ini.
Kasus Ade Sara merupakan pembunuhan sadis di Indonesia yang juga penuh misteri.
Pembunuhan terjadi dilatarbelakangi masalah cinta.
Mayat Ade Sara, cewek berumur 19 tahun ini ditemukan di tol JORR – Bekasi.
Ade Sara dibunuh oleh Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani.
Hafitd yang merupakan mantan Ade Sara merasa kesal karena cewek itu tidak mau berhubungan lagi dengan dirinya.
Bersama pacarnya, Assyifa, mereka awalnya hanya berniat menculik Ade Sara.
Namun keduanya kemudian menganiaya dan membunuh Ade Sara lalu membuang mayatnya di pinggir jalan tol.
Kasus Ryan Jombang adalah salah satu kasus pembunuhan yang tergolong sadis adalah pembunuhan berantai sekaligus kasus mutilasi yang pernah terjadi di Indonesia.
Awalnya kasus ini terungkap lewat ditemukannya sebuah mayat yang termutilasi di Jakarta tahun 2008.
Korban diketahui bernama Heri Santoso.
Setelah diketahui pelakunya adalah Very Idham Henyansyah (Ryan).
Namun kasus ini tetap jadi misteri sebab ditemukan fakta lainnya.
Ternyata Ryan ini sudah melakukan pembunuhan lainnya dan menguburkan para korban di halaman belakang rumahnya di Jombang.
Hingga saat ini sudah 11 orang yang diketahui menjadi korbannya.
Tahun 2009 Ryan dijatuhi hukuman mati.
Kasus pembunuhan Hayriantira awalnya dipenuhi dengan misteri.
Tak ada yang menyangka jika tewasnya asisten bisnis presiden direktur PT XL Axiata, Hairyantira, ini juga dilatarbelakangi oleh masalah cinta.
Setelah dikabarkan hilang selama delapan bulan sejak November 2014, akhirnya bulan April 2015 keluarganya melaporkan berita kehilangan pada polisi.
Dari hasil penyelidikan diketahui kalau Ryan (nama panggilan Hairyantira) tewas dibunuh oleh pacarnya, Andy Kurniawan.
Andy diketahui karena ada mobil Honda Mobilio milik Ryan yang terparkir di rumahnya.
Ryan dibunuh oleh Andy di sebuah Hotel di Garut 30 oktober 2014.
Jasadnya sempat diketemukan oleh petugas hotel keesokan harinya tapi ketika itu jasadnya tanpa identitas sehingga tidak diketahui kalau yang terbunuh adalah Ryan.
Tahun 2015 tanah air digemparkan dengan berita ditemukannya seorang mayat dalam kondisi disumpal kaos kaki dan lehernya terjerat kabel di sebuah kamar kos di Tebet – Jakarta.
Diketahui mayat ini bernama Deudeuh atau dikenal juga dengan nama Tata Chubby.
Si Gadis belakangan diketahui seorang PSK yang sering menerima klientnya di tempat kost.
Sang pembunuh, Prio Santoso adalah salah satu klient-nya.
Prio membunuh Deudeuh karena merasa tersinggung oleh komentarnya soal bau badannya.
Setelah membunuh Prio membawa kabur handphone, telepon seluler dan uang milik Deudeuh.
Sosok mayat cewek yang sudah membusuk ditemukan di semak-semak belakang venue aquatik Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Utara pada tahun 2014.
Mayat tersebut nyaris tinggal tulang dan terpotong di tiga bagian.
Kepala terpisah dari badan dan kaki kirinya putus.
Korban adalah Indah Sari berumur 16 tahun.
Kasus pembunuhan dan mutilasi yang sadis terjadi bulan April 2016 di Kabupaten Tangerang, Banten.
Korban mutilasi ini bernama Nuri yang sedang hamil.
Pelakunya pacar Nuri yakni Agus. Dia membunuh Nuri setelah mereka berantem dan memiting Nuri dengan sangat kuat.
Karena sangat kuat memiting, Nuri meninggal dunia.
Untuk menghilangkan jejak Agus memotong lengan pada bahu kanan dan kiri dengan golok.
Dia kemudian memasukan potongan tangan ke dalam plastik dan dibunag ke tempat pembuangan sampah.
Belakangan terungkap motif pembunuhan dilatarbelakangi kasus asmara dan persoalan uang.
Kasus ini berlatarbelakang perampokan.
Dilakukan di sebuah rumah di Pulo Mas, Jakarta Utara, tahun 2016 lalu.
Ada 11 orang yang ada di rumah itu dikurung dalam kamar mandi sempit berukurang 1,5 x 2 meter.
Peristiwa ini mengakibatkan 6 orang meninggal dunia.
Yuyun (14) siswi SLTP mendapat perlakuan biadab di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, pada 2 April 2016.Yuyun dirudapaksa sepulang sekolah oleh 14 remaja dan pemuda. Dia kemudian dibunuh dan mayatnya ditemukan membusuk oleh warga dan polisi dalam kondisi mengenaskan.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Curup, Bengkulu, pada 2016 menjatuhkan hukuman mati kepada salah seorang pelaku pemerkosaan dan pembunuhan.
Lima terdakwa dewasa pemerkosa mendapatkan hukuman setimpal dengan vonis 10 tahun.
Sementara itu, sejumlah pelaku berusia di bawah umur mendapatkan vonis rehabilitasi di Jakarta di bawah pengawasan Kementerian Sosial.
12. Kasus Pembunuhan di Subang
Kasus pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23) di Subang Jawa Barat pada 18 Agustus 2021 belum terungkap hingga saat ini.
Hampir setahun kejadian ini berlalu, belum ada satu pun pihak yang dijadikan tersangka atas pembunuhan ibu dan anak di Subang itu.
Jajaran Polda Jabar dan Polres Subang belum mampu mengungkap misteri pembunuhan tersebut meski telah melakukan berbagai upaya.
Polisi sudah beberapa kali melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang melibatkan anjing pelacak dan dua kali melakukan autopsi terhadap jasad ibu dan anak korban pembunuhan tersebut.
Dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (2/8/2022), Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengakui pihaknya belum bisa mengungkap kasus pembunuhan di Subang. Dia meminta masyarakat bersabar untuk pengungkapan kasus ini.
"Kami jajaran Polda Jabar belum bisa mengungkap Kasus Subang, akibat minimnya pembuktian," kata Suntana di sela-sela meninjau vaksinasi di Mapolres Purwakarta, Senin(1/8/2022). (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Selain Kasus Brigadir J, Ini 12 Kasus Pembunuhan di Indonesia yang Penuh Misteri dan Bikin Gempar
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 12 Kasus Pembunuhan di Indonesia yang Penuh Misteri, Terbaru Kasus Brigadir J, https://aceh.tribunnews.com/2022/08/09/12-kasus-pembunuhan-di-indonesia-yang-penuh-misteri-terbaru-kasus-brigadir-j?page=all.
Lingkaran Survei Indonesia dan Yayasan Denny JA merilis survei terbarunya "Dicari Capres 2014 yang Melindungi Keberagaman". Dalam survei tersebut juga mencantumkan lima fakta kasus kekerasan terburuk yang terjadi.Menurut Peneliti Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar mengatakan, lima kasus terburuk itu adalah kasus kekerasan antaretnis di Maluku dan Maluku Utara, Dayak versus Madura di Sampit, kerusuhan Mei 1998, Transito Mataram, dan Lampung Selatan. "Kasus-kasus itu ditemukan fakta lima terburuk," ujar Kahar di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (23/12/2012).Lima fakta terburuk dari lima kasus tersebut, lanjut Kahar, dilihat dari fakta jumlah korban, lamanya konflik, luas konflik, kerugian materi, dan frekuensi berita.Kahar menjelaskan, untuk kasus Maluku dan Maluku Utara terdapat 8.000 sampai 9.000 korban meninggal dunia dan 700.000 warga mengungsi. Dengan lama konflik yang mencapai empat tahun, dari 1999 sampai 2002, konflik ini mencakup luasan sampai tingkat provinsi. Kerugian materi akibat konflik tersebut, yakni 29.000 rumah terbakar dan 7.046 rumah rusak, serta 45 masjid, 57 gereja, 719 toko, 38 gedung pemerintah, dan 4 bank hancur. Konflik ini juga menjadi pemberitaan dengan frekuensi sebanyak 147.000 item di Google Search dengan kata kunci "kerusuhan Ambon".Dalam konflik Dayak versus Madura, lanjut Kahar, terdapat 469 korban meninggal dunia dan 108.000 warga mengungsi, dengan lama konflik mencapai 10 hari sepanjang tahun 2001. Cakupan konflik juga terjadi dari Kota Sampit ibukota Kotawaringin Timur meluas ke Kota Palangkaraya, Kuala Kapuas, dan Pangkalanbun. Kerugian materi akibat konflik ini terdiri atas 192 rumah dibakar dan 748 rumah rusak serta 16 mobil dan 43 sepeda motor hancur. Konflik ini memiliki 41.000 item pemberitaan dengan kata kunci "Kerusuhan Sampit" di Google Search.Kahar menerangkan lebih lanjut, Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta juga menjadi kasus konflik kekerasan terburuk. Dalam kasus itu mengakibatkan 1.217 korban meninggal dunia, 85 wanita diperkosa, dan 70.000 warga mengungsi. Dengan lama konflik selama 3 hari, dari tanggal 13 sampai 15 Mei 1998, cakupan konflik ini mencapai se-Provinsi DKI Jakarta. Total kerugian akibat kerusuhan sekitar Rp 2,5 triliun dengan frekuensi pemberitaan di Google Search lewat kata kunci "Kerusuhan 13-15 Mei 1998" sebanyak 24.700 item berita.Kasus konflik kekerasan lainnya adalah Ahmadiyah Lombok atau Transito Mataram. Dalam kasus itu ditemukan 9 korban meninggal duni, 8 luka-luka, 9 gangguan jiwa, 379 terusir, 9 dipaksa cerai, 3 keguguran, 61 putus sekolah, 45 dipersulit membuat KTP, dan 322 dipaksa keluar dari Ahmadiyah. Konflik ini berlangsung hingga 7 kali penyerangan yang massif antara kurun 1998 sampai 2006 dengan 8 tahun warga jadi pengungsian. Cakpuan konflik ini mencapai 4 wilayah provinsi, yakni Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kota Mataram.Kahar melanjutkan, kasus itu mengakibatkan 11 tempat ibadah dan 114 rumah rusak, dengan 64,14 hektar tanah terlantar, 25 tempat usaha rusak, dan ratusan harta benda rusak dan dijarah. Dengan kata kunci "Penyerangan Ahmadiyah Lombok" di Google Search, konflik ini mempunyai 30.800 item pemberitaan.Kasus konflik kekerasan terakhir adalah di Lampung Selatan. Dalam konflik tersebut, 14 korban meninggal dunia, belasan luka parah, dan 1.700 warga mengungsi dengan lama konflik mencapai 3 hari dari tanggal 27 sampai 29 Oktober 2012. Cakupan luas konflik ini meliputi dua kecamatan, yakni Kalianda dan Way Panji. Total kerugian akibat konflik itu mencapai Rp 24,88 miliar, 532 rumah rusak dan dibakar. Konflik ini memiliki 80.700 item pemberitaan di Google Search dengan kata kunci "Bentrok Lampung Selatan 28 Oktober 2012".(Ein)
Pembunuhan terhadap Elizabeth Short bermula ketika jasadnya ditemukan dalam kondisi terpotong-potong di pinggir jalan oleh seorang ibu rumah tangga bernama Betty Bersinger di Los Angeles.
Namun, tidak ada darah sedikit pun pada potongan-potongan jasad Short, menunjukkan bahwa itu telah dibersihkan sebelum dibuang di lokasi tersebut.
Los Angeles Police Department (LAPD) mengidentifikasi Short lewat autopsi yang dilakukan sehari setelahnya. Tanda di tubuhnya menunjukkan bahwa ia telah diikat dan disiksa. Sementara penyebab resmi kematiannya adalah pendarahan otak dan syok berat.
Ketika berita tentang pembunuhan Short beredar, berbagai surat kabar mulai menyebutnya sebagai Black Dahlia. Sebagian besar alasannya karena rambut hitamnya yang mencolok dan pakaian hitam yang dikenakan pada hari di mana ia dibunuh.
Pada 24 Januari 1947, sebuah amplop mencurigakan dikirimkan kepada tim penyelidik. Paket itu berisi kliping koran bertuliskan, "Ini barang milik Dahlia".
Di dalam amplop itu juga terdapat akte kelahiran Short, kartu nama, foto, nama yang tertulis di selembar kertas, dan buku catatan alamat.
Pihak berwenang meyakini bahwa surat itu dari pembunuh Short. Polisi pun menghubungi sekitar 75 pria dari buku catatan yang diterima lewat amplop misterius, namun mayoritas pria tersebut mengaku hanya mengenal Short secara singkat.
Mengingat bahwa tubuh Short dipotong dengan sangat presisi, pihak berwenang menduga seseorang di bidang medis bisa jadi merupakan pembunuhnya.
Polisi telah memberikan surat perintah ke USC Medical School, yang berlokasi di dekat tempat penemuan jasad Short. Namun, setelah serangkaian wawancara dan pemeriksaan latar belakang, kasus ini belum terpecahkan.
Sidang PK Saka Tatal Kasus Pembunuhan Vina dan Eky, Susno Sebut Perlu Pembuktian Kuat
Meski sudah terjadi lebih dari 1 abad yang lalu, pihak polisi belum bisa mengungkapkan identitas asli dari otak pembunuhan.